Menangis sendiri

Menangis adalah hal paling gw hindari at any cost dalam hidup gw, bahkan ketika nyokap pergi aja gw hanya memberikan waktu bagi diri gw untuk menangis dan berkabung 1 hari saja selebihnya gw terlihat tegar dan kadang menangis dalam diam dalam kesendirian ketika kangen nyokap. Bahkan saat patah hati terparah dalam kisah cinta gw pun gw ga nangis ketika akhirnya berpisah adalah hal yang harus dilakukan. Gw hanya ingat ada masa saat gw lagi ganti galon aqua tiba-tiba gw nangis terduduk dan nangis dalam diam dalam waktu lama sampe gw capek dan tidur hingga pagi berakhir mata bengkak keesokan paginya lalu ngaku mata iritasi.

Gw paham bahwa dalam budaya timur di mana menunjukkan perasaan adalah hal yang tabu dan memalukan menyebabkan ketika kita membicarakan atau mengungkapkan perasaan, kita dianggap baper, lebay dan memalukan. Lihat saya saat ketika kita kecil dan menangis orang tua kita berkata “ihk malu ihk sudah besar nangis, ihk malu maluin kok nangis, atao gitu aja nangis, ihk cenggeng” bahkan yang lebih ekstrim “eh ada polisi, polisi tangkap nih ada yang nangis, eh orang gila nih ada yang nangis ambil dia orang gila“. Segitu tabunya nangis sampai kita lupa bahwa menangis adalah salah satu cara melepaskan stres, meredahkan ketegangan bahkan coping mechanism atau cara seseorang menyembuhkan/menata emosinya perasaannya dan itu hal yang wajar. Kitw lupa bahwa menangis adalah satu bukti kita manusia kita punya perasaan dan perasaan kita valid.

Selain nangis, menyampaikan perasaan atau apa yang kita rasa dianggap baper atau lebay oleh sebagian orang yang berujung diolok-olok ditertawakan, alih-alih didengarkan dan dipeluk dengan hangat. Sedemikian sempit kita melihat dan memahami rasa orang lain, kesesakan, kesulitan atau suara paling jujur dari manusia yang dikarunia rasa dan emosi oleh Tuhan.

Gw sendiri ga tau kenapa gw menulis ini, yang gw tau saat gw menulis ini gw sedang duduk di taman ga jauh dari kantor, sendirian dan air mata gw menetes pelan kiri dan kanan yang rasanya asin setiap kena di bibir, sambil sesekali suara ingus karna hidung basah terdengar yang harus gw bersihkan dengan tisu basah karna gw ga bawa tisu kering, sambil mendengarkan lagu My Little Love berulang ulang dan tidak peduli dengan orang yang lalu lalang karna gw sedang sibuk menangis sendiri. Menangis tanpa sebab dan datang tiba tiba.

Mungkin ini mekanisme diri meredakan stres, membersihkan pikiran, mengurai kemumetan, grounding atau mungkin membersihkan mata dan hidung, merasakan bahwa air mata itu asin dan mengingatkan gw bahwa perasaan gw valid bahwa it is ok not to be ok dan memeluk diri sendiri, memeluk jiwa kecil gw, inner child yang terlupa.

Kapan terakhir menangis? Ahk mungkin kalian sudah lupa cara menangis….

Ga sengaja mampir ke sini karna mendadak mata basah

Xoxo

Aling yang duduk sendiri di taman kota

2 thoughts on “Menangis sendiri

Leave a comment